Baru-baru ini, dolar AS kurang populer di kalangan trader, yang mengalihkan fokus mereka ke aset berisiko yang lebih menarik. Namun, situasi ini dapat berakhir secepat permulaannya. Tentu saja, setelah data inflasi AS terbaru, kebijakan Federal Reserve kini akan berubah secepat perubahan harga.

Kemarin, Loretta Mester, Presiden Cleveland Federal Reserve Bank, menyatakan bahwa kebijakan moneter berada dalam kondisi yang baik dan menambahkan bahwa bank sentral tidak perlu terburu-buru untuk memangkas suku bunga. Ia juga mencatat bahwa ia masih memperkirakan bahwa inflasi akan terus menurun. Terbukti, hanya data baru yang akan memberikan keyakinan bahwa inflasi bergerak kembali ke target 2% the Fed karena perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang kuat memberikan ruang bagi the Fed untuk bersabar dengan kebijakan. "Saya masih memperkirakan bahwa inflasi akan turun, tetapi saya berpikir bahwa kita perlu mengamati dan mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum kita mengambil tindakan," ujar Mester pada hari Rabu dalam sebuah acara di Chagrin Falls, Ohio.

Awal bulan ini, Mester menganjurkan tiga kali penurunan suku bunga tahun ini. Sebagai catatan, pejabat the Fed ini memiliki suara dalam kebijakan moneter, tetapi akan meninggalkan jabatannya pada bulan Juni tahun ini. Hingga saat itu, bank sentral kemungkinan tidak akan melakukan pergerakan suku bunga. Hanya kenaikan tajam pada inflasi pada bulan April yang dapat mendorong the Fed untuk meningkatkan biaya pinjaman, tetapi tidak ada yang akan terburu-buru untuk menurunkannya.

Pada sebuah acara terpisah di Washington, seorang pejabat the Fed lainnya, Michelle Bowman, menyatakan bahwa perkembangan inflasi mungkin telah terhenti dan mempertanyakan sejauh mana kebijakan moneter menahan perekonomian. "Ada banyak aktivitas pasar keuangan dan banyak pertumbuhan berkelanjutan yang tidak akan kita harapkan jika kebijakan cukup ketat," ujar Bowman pada hari Rabu. Menurutnya, langkah-langkah pembatasan ini akan terus berlanjut dan waktu akan menunjukkan apakah mereka cukup ketat.

Baru-baru ini, lebih banyak perwakilan the Fed yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, yang telah mereka pertahankan di kisaran 5,25% hingga 5,5% sejak Juli lalu. Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan untuk tiga bulan pertama tahun ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kembali ke target 2% the Fed mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ini adalah momen penting yang menjelaskan mengapa dolar AS baru-baru ini menunjukkan reli yang kuat terhadap euro dan pound Inggris.

Dari perspektif teknikal, pasangan EUR/USD terus memangkas kerugian awal. Pembeli saat ini perlu mengendalikan level 1,0685. Dalam hal ini, jalan menuju 1,0730 dan 1,0760 akan terbuka. Namun, mencapai level tersebut akan cukup menantang tanpa dukungan dari pemain utama. Target paling jauh adalah level puncak di 1,0780. Jika terjadi penurunan, pembeli utama diperkirakan akan memimpin hanya di sekitar level 1,0650. Jika harga turun di bawah level ini, akan lebih bijaksana untuk menunggu euro mencapai level terendah baru di 1,0605 atau membuka posisi beli dari level 1,0560.

Untuk pasangan GBP/USD, bulls perlu mendapatkan kembali kendali atas level resistance terdekat di 1,2490. Ini akan memungkinkan untuk menargetkan level 1,2540, di atas level tersebut akan cukup sulit untuk ditembus. Target paling jauh terletak di area 1,2575. Penembusannya akan membuka jalan bagi lonjakan yang lebih nyata dalam pound Inggris ke level 1,2620. Dalam skenario bearish, penjual akan mencoba untuk mengambil kendali di level 1,2440. Jika mereka berhasil, menembus kisaran tersebut akan memberikan pukulan serius pada posisi bulls dan mendorong sterling turun ke level terendah 1,2410 dan kemudian mungkin ke level 1,2370.