Implementasi rencana darurat Inggris yang ditujukan untuk dukungan perekonomian negara itu macet karena berbagai ketidaksepakatan dan kritik di dalam Partai Konservatif. Oleh karena itu, pasar beralih ke event lain setidaknya untuk beberapa waktu.

Akibatnya, pasangan Pound/Dolar naik pada hari Kamis. Investor mempelajari prakiraan inflasi zona Euro dan khawatir tentang perbedaan antara suku bunga utama ECB dan Fed. Faktanya adalah bahwa tahun depan, mungkin tidak hanya mengecil tetapi menghilang karena suku bunga acuan ECB mungkin melebihi yang di AS. Nilai Pound Sterling naik berkat Euro. Sementara itu, inflasi zona Euro melonjak lebih dari perkiraan ke level all-time high, 10,0%. Greenback tidak turun. Pertama, sangat terdepresiasi sehari sebelumnya. Kedua, pada hari Jumat, semua mata tertuju pada pidato Vladimir Putin dan upacara penandatanganan perjanjian tentang aksesi empat wilayah lagi ke Federasi Rusia. Tepat sebelum itu, semua orang fokus pada pidato yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Kebanyakan orang khawatir bahwa Jens Stoltenberg akan membuat pernyataan yang keras dan sangat agresif. Namun, situasinya ternyata lebih baik dari perkiraan.

Sekretaris Jenderal NATO menyatakan bahwa masuknya NATO ke dalam konflik di Ukraina tidak mungkin terjadi setidaknya pada saat itu. Namun, hal itu cukup untuk membatasi kenaikan Euro dan Pound Sterling. Namun demikian, pasar tetap pada level yang tercatat pada hari Kamis. Dengan kata lain, pertumbuhan inflasi zona Euro mencegah Euro dan Pound Sterling dari penurunan meskipun ketegangan meningkat di Eropa.

Sangat mungkin bahwa pasar akan terus bergerak di level saat ini. Data akhir PMI manufaktur hampir tidak akan membuatnya bergerak. Data seharusnya hanya mengkonfirmasi estimasi awal, yang sudah diperhitungkan. Hanya berita tentang rencana ekonomi Liz Truss yang dapat mempengaruhi pasar. Jika Perdana Menteri terus bersikeras pada pelaksanaan rencana saat ini tanpa penyesuaian, situasinya mungkin menggelembung menjadi krisis politik yang nyata. Inggris memilih Perdana Menteri baru belum lama ini karena pendahulunya dicopot akibat karena skandal politik. Dalam hal ini, Pound Sterling memiliki peluang terbatas untuk naik.

Pasangan Pound/Dolar menutup trading pekan sebelumnya dengan pergerakan sideways dalam kisaran lebih dari 200 pip.

Pada grafik satu jam, indikator teknikal RSI bergerak di sepanjang garis tengah 50, yang sesuai dengan pergerakan sideways. Pada grafik empat jam, indikator bergerak di area atas 50/70, menunjuk pada sentimen bullish di kalangan trader. Pada grafik harian, RSI masih bergerak di area bawah 30/50. Namun, dengan melihat besarnya pergerakan koreksi, sinyal alternatif mungkin akan segera muncul.

Pada grafik empat jam, RSI MA mengarah ke atas, yang sesuai dengan pergerakan koreksi. Pada grafik harian, indikator menunjukkan tren turun global. Tidak ada persimpangan antara MA.

Outlook

Pada awal pekan trading yang baru, pasangan ke atas menembus channel sideways. Lonjakan terjadi di tengah aktivitas spekulatif tinggi, yang menyebabkan pergerakan inersia lebih dari 180 pip.

Jika harga berkonsolidasi di atas tertinggi minggu lalu, Pound Sterling dapat naik menuju level seperti 1,1410 dan 1,1750. Jika tidak, harga akan kembali ke kisaran yang ditembus sebelumnya di 1,1050/1,1200.

Dalam hal analisis indikator kompleks, kita melihat bahwa dalam jangka pendek dan periode intraday, indikator tersebut memberikan sinyal beli di tengah pergerakan naik yang cepat. Dalam periode jangka menengah, indikator masih mengarah ke tren turun.