Pasangan EUR/USD, bereaksi terhadap hasil rapat Federal Reserve bulan Februari, menguji level resistance 1.1000 untuk pertama kalinya sejak April tahun lalu. Meskipun bull gagal menaklukkan angka ke-10 dengan impulsif, pasangan ini tetap bullish. The Fed tidak menjadi sekutu mata uang AS, meskipun ada pesan hawkish dari Ketua Fed, Jerome Powell.
Bank sentral diperkirakan melambat
Hasil formal rapat Februari sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi pasar. Bank sentral memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 25 poin, menaikkannya menjadi 4,75%, level tertinggi sejak Oktober 2007. Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa pada minggu lalu pasar memperkirakan peluang skenario 25 poin sebesar 90% (menurut CME FedWatch Tool). Menjelang rapat bulan Februari, probabilitas ini meningkat menjadi 99,5%. Dengan kata lain, tidak ada intrik di sini - jika bank sentral membuat keputusan lain, itu akan memicu gejolak besar di pasar, yang tidak dapat diterima (dan tidak umum) untuk Powell.
Patut dicatat bahwa setelah pengumuman hasil rapat Februari, pasangan ini jatuh ke 1.0890. Hanya satu jam kemudian, harga melonjak hingga batas angka ke-10, sebagai reaksi terhadap retorika Powell. Para trader tertarik pada prospek pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut, dan, dilihat dari reaksi pasangan ini, sang ketua Fed masih mengecewakan bull dolar. Jelas bahwa Fed mendekati akhir dari siklus, dan fakta ini tidak bisa lagi dibayangi oleh "pemompaan" verbal.
Apa yang dikatakan Fed
Powell biasanya mencoba menjaga keseimbangan dalam retorikanya - di satu sisi, ia mengatakan bahwa bank sentral "memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan", sehingga mengisyaratkan berlanjutnya kenaikan suku bunga. Dalam pernyataan terlampir, bank sentral juga mempertahankan kata-kata bahwa "kelanjutan pengetatan parameter kebijakan moneter dibenarkan."
Di sisi lain, sang kepala The Fed menyatakan perlambatan pertumbuhan inflasi. Dalam konteks ini, ia mengatakan bahwa para anggota Komite membahas kemungkinan kenaikan suku bunga "beberapa kali lagi" sebelum akhir siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini. Pada saat yang sama, Powell menekankan bahwa bank sentral tidak berniat mengambil jeda sementara, setelah itu proses kenaikan suku bunga akan dilanjutkan. Bank sentral bermaksud untuk menyelesaikan siklus dan mengakhirinya, setelah itu Komite akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang dicapai untuk "jangka waktu yang lama".
Sebagai hasil dari rapat tersebut, indeks dolar AS jatuh ke 100.83 (nilai terendah sejak April 2022), mengabaikan mood Powell yang secara umum hawkish. Bull dolar jelas dipermalukan oleh "catatan akhir" dalam retorika kepala Fed. Secara khusus, ia mengatakan bahwa sekarang kita dapat membahas "beberapa kenaikan suku bunga lagi sebelum Bank Sentral beralih ke rezim pembatasan yang memadai." Pada saat yang sama, ia menambahkan bahwa "kita tidak terlalu jauh dari level ini." Pada saat yang sama, Powell mengakui proses disinflasi sudah dimulai di beberapa sektor, misalnya di sektor perumahan.
Aksen telah bergeser
Dalam teks pernyataan terlampir, "kata-kata inflasi" juga agak dilunakkan. Sebagai hasil rapat sebelumnya, bank sentral mencatat ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, serta harga energi yang tinggi. Dalam pemberitahuan resmi akhir Februari, bank sentral menyatakan bahwa kenaikan harga "agak melemah", meskipun pada tingkat yang tinggi.
Satu ungkapan lagi dapat dicatat, yang tampaknya membuat bull ketagihan. The Fed menyatakan akan "memperhitungkan ruang lingkup kumulatif pengetatan moneter dan efek lagging dari kebijakan moneter" ketika harus menentukan jalan ke depan. Menilai laju kenaikan suku bunga di masa depan, para anggota Fed juga menyatakan bahwa mereka akan memperhitungkan "penundaan transfer suku bunga yang lebih tinggi ke ekonomi riil, tingkat inflasi, dan keadaan ekonomi."
Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa "prakiraan poin" Fed yang diperbarui akan dipublikasikan setelah hasil rapat bulan Maret berikutnya. Berdasarkan hasil rapat Februari, dapat ditarik kesimpulan hati-hati bahwa bank sentral sedang mempersiapkan pasar untuk finalisasi proses pengetatan kebijakan moneter. Pergeseran penekanan dalam retorika menunjuk ke akhir siklus yang akan segera terjadi. Jika angka inflasi Januari dan Februari kembali menunjukkan tren menurun, desas-desus akan beredar di pasar bahwa bank sentral akan membatasi diri pada kenaikan 25 poin selanjutnya - yang terakhir - (meskipun Powell menjamin beberapa kenaikan). Diskusi semacam itu akan menekan greenback.
Saya perhatikan bahwa saat ini peluang bertahannya status quo setelah hasil rapat bulan Maret diperkirakan sebesar 15% (menurut CME FedWatch Tool). Ini cukup besar, mengingat sikap kepala The Fed yang hawkish.
Temuan
The Fed secara bertahap mempersiapkan pasar untuk akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini. Powell menolak skenario yang paling dovish (jeda dalam kenaikan suku bunga, penurunan suku bunga dalam tahun 2023), tetapi juga menjelaskan bahwa kesimpulan dan kredit akhir sudah dekat. Sekarang indikator-indikator makroekonomi AS (terutama inflasi) akan dilihat oleh pasar melalui prisma pertanyaan paling penting: apakah siklus saat ini akan berakhir pada bulan Mei atau masih pada bulan Maret? Apakah bank sentral akan mempertahankan laju 25 poinnya atau akankah mereka kembali memangkas laju kenaikan suku bunga?
Secara umum, diskusi semacam itu tidak berpihak pada dolar, terlepas dari probabilitas/kemungkinan opsi yang sedang dibahas.
Meskipun suasana bullish, posisi long masih berisiko. Satu ujian lagi untuk pasangan ini ada di depan, dan kali ini adalah ujian yang diberikan oleh Bank Sentral Eropa. Hasil rapat Februari ECB akan membuka pintu bagi para trader ke area angka 10-11 atau menarik pasangan ini kembali ke kisaran 1.0700-1.0850.
