Krisis perbankan telah menimbulkan keraguan apakah The Fed dan regulator lainnya akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi atau menghentikan siklus pengetatan moneter. Bank of England tidak terkecuali. Meskipun tingkat inflasi dan upah rata-rata di Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan AS dan zona euro, pasar memperkirakan kenaikan repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,25% atau dipertahankannya level saat ini pada rapat BoE pada 23 Maret berpeluang 50-50 .

Bahkan sebelum kegagalan bank AS, para anggota MPC terpecah dalam menyikapi masalah ini. Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, memperingatkan pasar agar tidak berasumsi bahwa BoE perlu mengambil lebih banyak tindakan pada tahap ini. Koleganya di Komite, Catherine Mann, berpendapat bahwa pembatasan moneter belum membuahkan hasil dan perlu dilanjutkan dengan semangat yang sama. Lebih cepat lebih baik. Krisis perbankan dapat memengaruhi pandangan dunia bank sentral, yang harus memilih antara menekan inflasi yang tinggi dan stabilitas keuangan. Itu sebabnya keputusan Bank of England pada bulan Maret berada di ujung tanduk.

Perkiraan dinamika repo rate

OECD mendesak bank sentral untuk tidak berhenti dan mengambil langkah lain dengan menaikkan biaya pinjaman menjadi 4,25%. Mereka mengatakan ini bukan tahun 2008, dan sekarang sistem perbankan berada dalam posisi yang jauh lebih kuat. Apakah layak untuk berhenti lebih awal? ECB telah membuktikan bahwa itu tidak benar. Christine Lagarde dan rekan-rekannya memberi contoh bagi bank sentral lain dengan menaikkan suku bunga deposito sebesar 50 bps, dan pada konferensi pers, wanita Prancis itu mengatakan bahwa bank-bank Eropa sekuat granit.

Jika ECB, dengan kedekatan dan ikatannya dengan Credit Suisse yang bermasalah, tidak akan memperlambat laju pengetatan moneter, mengapa BoE harus melakukannya? Pound bernasib lebih baik daripada dolar AS dan euro dalam sepekan hingga 17 Maret, yang membuktikan bahwa para investor lebih tenang menghadapi keadaan sistem perbankan Inggris daripada rekan-rekannya di Amerika dan Eropa.

Dinamika Suku Bunga Bank Sentral

Perlambatan ekspektasi inflasi tahunan dan dua tahun masing-masing dari 4,8% menjadi 3,7% dan dari 3,4% menjadi 3%, mendukung dipertahankannya repo rate sebesar di 4%. Angka pertama merupakan yang terendah sejak November 2021, sedangkan angka terakhir merupakan yang terendah lebih dari satu tahun.

Keputusan akhir Bank of England kemungkinan akan dipengaruhi oleh statistik inflasi Februari, yang akan dirilis pada 21 Maret. Para pakar Bloomberg memperkirakan penurunan harga konsumen dari 10,1% menjadi 9,8% year-on-year. Tingkat pertumbuhan inflasi inti kemungkinan akan tetap sebesar 5,8%. Penurunannya akan menjadi kejutan yang menyenangkan bagi BoE, yang meningkatkan peluang untuk menyelesaikan siklus pengetatan kebijakan moneter, dan menekan pound.

Secara teknikal, di chart harian GBPUSD, rebound dari nilai wajar dan support dinamis dalam bentuk moving average memungkinkan untuk meningkatkan posisi beli yang terbentuk sebelumnya. Target di 1.235 dan 1.26 belum terbatalkan. Rekomendasinya tetap sama—beli.