Euro terus turun meskipun pembuat kebijakan Eropa bersikeras terus menaikkan suku bunga di zona euro.

"Bank Sentral Eropa harus terus menaikkan biaya pinjaman untuk membawa inflasi kembali ke level targetnya," ujar Bostjan Vasle, anggota Dewan Pemerintahan. "Suku bunga perlu terus dinaikkan, tetapi laju kenaikan akan lebih lambat daripada di masa lalu. Kami sedang mendekati tingkat suku bunga yang cukup membatasi untuk membawa inflasi kembali ke 2%."

Vasle telah bergabung dengan beberapa anggota lain dari Dewan Pemerintahan ECB yang menyerukan berlanjutnya kenaikan suku bunga, setidaknya sampai awal musim gugur ini. Mereka mengharapkan setidaknya beberapa kali kenaikan sebesar seperempat poin pada bulan Juni dan Juli, yang akan mengakhiri periode pengetatan kebijakan moneter paling intensif di zona euro.

Bostjan Vasle, yang mengepalai bank sentral Slovenia, juga menyatakan bahwa pengendalian inflasi tidak dapat dicapai tanpa pendekatan kebijakan ekonomi yang terkoordinasi. "Kebijakan fiskal, termasuk kebijakan upah, dan kebijakan moneter harus dikaitkan lebih jauh daripada di masa lalu."

Seperti disebutkan sebelumnya, Vasle bukan satu-satunya yang memiliki pandangan ini. Presiden Bundesbank, Joachim Nagel, juga akan menyampaikan pidato hari ini. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Nagel menyatakan bahwa ECB akan butuh terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. "Siklus pengetatan belum selesai. Kita memerlukan setidaknya beberapa kenaikan suku bunga lagi untuk mencapai tingkat yang cukup membatasi. Dan kemudian kita harus mempertahankan tingkat ini untuk jangka waktu yang signifikan sampai inflasi mereda."

Pemikiran serupa bisa diharapkan oleh Nagel hari ini. Namun, akhir-akhir ini, pernyataan pembuat kebijakan Eropa tidak banyak mendukung euro, yang aktif melemah terhadap dolar AS di tengah kekhawatiran atas kemungkinan gagal bayar karena masalah kenaikan plafon utang AS.

Kemarin, Fitch Ratings menempatkan peringkat kredit "AAA" Amerika Serikat dalam pengawasan negatif. Hal ini menyebabkan meningkatnya kekhawatiran atas kemampuan negara tersebut untuk menghindari gagal bayar untuk pertama kalinya. Situasi serupa terjadi saat krisis plafon utang pada 2011. Namun, Fitch menyatakan masih berharap masalah batas utang dapat diselesaikan pada 1 Juni.

Terkait prospek teknikal untuk EUR/USD, euro tetap di bawah tekanan jual. Untuk mendapatkan kembali kendali atas pasar, bull perlu melawan balik di 1.0715 dan membuka posisi di 1.0760. Ini akan membuka jalan menuju target atas di 1.0790. Dari situ, harga mungkin menuju 1.0840 jika didukung oleh data fundamental yang kuat di zona euro. Jika terjadi penurunan, pelaku pasar besar dapat masuk hanya di level 1.0715. Jika tidak terjadi apa-apa pada level ini, sebaiknya tunggu hingga harga menguji ulang titik terendah 1.0670. Jika tidak, posisi long dapat dibuka di 1.0630.

Mengenai GBP/USD, pound juga tetap berada di bawah tekanan. Instrumen ini mungkin naik hanya jika bull menegaskan kekuatannya di 1.2360. Breakout level ini dapat membawa harga naik menuju 1.2410. Hanya dengan demikian lonjakan menuju 1.2460 akan mungkin terbentuk. Jika pasangan ini terdepresiasi, bear akan mencoba untuk merebut kendali atas level 1.2320. Jika demikian, breakout level ini akan memicu order stop loss yang ditetapkan oleh bull dan mendorong pasangan ini ke level terendah 1.2275, dengan kemungkinan penurunan menuju 1.2230.